Perkembangan
Akuntansi di Asia
Akuntansi
sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga
dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena adanya
globalisasi, baik lingkungan bisnis yang pertumbuhannya baik, stagnasi maupun
depresi (Muchlis, 2011). Setiap negara di dunia memiliki standar akuntansi yang
berebda-beda, karena beberapa faktor diantaranya: kondisi ekonomi, ideologi
ekonomi yang dianut, kondisi politik dan sosial di setiap negara. Perbedaan
standar akuntansi antar negara menimbulkan munculnya kebutuhan akan standar
akuntansi secara internasional. Munculah kebutuhan akan standar akuntansi
secara internasional dengan organisasi International
Accounting Standard Board (IASB) yang mengeluarkan International Financial Reporting Standard (IFRS), dijadikan
sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Masalah
selanjutnya adalah penerapan IFRS di masing-masing negara dengan perbedaan
lingkungan ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya.
Sistem
akuntansi di Indonesia sendiri didasari oleh sistem akuntansi Belanda sebagai
hasil dari pengaruh Belanda di negeri ini. Tetapi, ikatan antara kedua negara
rusak pada pertengahan tahun 1900. Indonesia berubah mengikuti praktik
akuntansi AS. IAI didirikan pada tahun 1959 untuk membimbing akuntan Indonesia.
Pada tahun 1970 IAI membuat kode dan diadopsi oleh prinsip dan dasar akuntansi
berdasarkan GAAP Aspada waktu itu. Sistem akuntansi Indonesia berfokus kepada
informasi yang dibutuhkan oleh investor diatas permintaan pemerintah. Pada
tahun 1974, IAI membuat komite standar akuntansi keuangan untuk membuat standar
keuangan.
Indonesia
telah membuat perkembangan ekonomi yang bagus pada dekade yang lalu. Tetapi
krisis fiansial asia membuat negara ini menuju ke arah kemiskinan. Sejak krisis,
Indonesia telah melakukan beberapa perubahan sosial dan politik. Yang
menghasilkan perubahan substansial dan merubah drajat kemakmuran sperti sebelum
krisis.
Pada
tahun 1994, komite standar akuntansi keangan direkonstruksi sebagai aturan
standar akuntansi yang lebih independen atas IAI, sekarang DSAK bekerja untuk
mengharmonisasi standar akuntansi indonesia dengan IFRS.
Sementara
di Singapura adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional tidaklah menjadi
masalah. Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk
mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003 dan FRS
sendiri diadopsi dari AIS. Sampai April 2005 Singapura telah mengadopsi semua
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IASB, kecuali AIS No.40 tentang
Investment Property, yang direvisi oleh IASB dan berlaku pada 1 Januari 2005,
sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar Singapura memberlakukan secara
efektif pada 1 Januari 2007.
Singapore
Standar Pelaporan Keuangan (FRSs) adalah standar akuntansi yang diatur dalam
Singapore Companies Act. Para FRSs yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi (ASC), yang dibentuk oleh Departemen Keuangan. Perusahaan asing
tercatat di bursa efek Singapura mungkin menyiapkan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi tertentu yang diakui secara internasional seperti SAK.
The FRSs erat model setelah SAK, dengan modifikasi tertentu untuk tanggal
efektif dan ketentuan transisi, persyaratan pengukuran terhadap sifat kembali
sebelum suatu tanggal tertentu, dan kriteria pengecualian untuk konsolidasi,
akuntansi ekuitas atau konsolidasi proporsional.
Satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami kolonisasi adalah Thailand. Sistem
akuntansi yang berlaku menunjukan nilai transparasi dan informasi yang dibutuhkan
investor seperti pada negara-negara Anglo-Amerika. Prinsip akuntansi yang
berlaku di Thailand adalah Thai GAPP berdasarkan pada IASS dan SAK. Standar
akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT berdiri pada tahun 1948. Standar akuntansi
Thailand dan standar pelaporan keuangan yang diumumkan oleh thailand Federasi
Profesi Akuntansi (FAP) sesuai dengan Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan
International Financial Reporting Standards (IFRS) diterapkan pada tahun 2011.
Regulasi
akuntansi Jepang menetapkan standar akuntansi Jepang terjadi pada tahun 2001
oleh ASBJ. Di tahun 2003 didirikanlah Certified Public Accountant and Auditing
Oversight Board. ASBJ juga bekerja sama dengan IASB dalam mengembangkan IFRS
tahun 2011. Pengukuran akuntansi di Jepang menggunakan laporan konsolidasi.
Goodwill diukur berdasarkan nilai wajar aktiva bersih yang diakusisi dan
diamortisasikan 20 tahun. Metode ekuitas digunakan untuk investasi pada
perusahaan afiliasi ketika induk dan anak perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasionalnya.
Akuntansi
di China berawal pada tahun 2200 SM selama masa Dinasti Hsiu. Pada awal tahun
1900 sistem pembukuan ganda dikenalkan, kemudian pada tahun 1940 sistem
pembukuan ganda dikenalkan, kemudian pada tahun 1940, sistem akuntansi
berorientasi barat dilaksanakan pada perudsahaan besar dan pelajaran akuntansi
di tingkat universitas pun meningkat dipengaruhi oleh UK dan AS. Tetapi RRC
pada tahun 1949 berubah drastis dengan pengenalan sistem akuntansi Uni Soviet
dan tekanan atas kesegaran dan kontrol terpusat untuk tujuan rencana nasional.
Sejak 1978, pendekatan ini telah dimodifikasi mngikuti kebijakan “pintu
terbuka” ke dunia luar dan program ambisius Cina untuk modernnisasi. Tahun
1992, kementrian keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk Perusahaan
Bisnis (accounting Standar for Business Enterprises – ASBE)
Sumber:
Muchlis, Saiful. 2011. Harmonisasi Standar Akuntansi
Internasional dan Dampak Penerapan dari Adopsi Penuh IFRS Terhadap PSAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar